Kamis, 28 November 2013

KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE


 
Kerajaan ternate dan tidore terdapat di Maluku. Keduanya sering bersaing dan persaingan makin tampak setelah datangnya bangsa Barat.
Bangsa Barat yang pertama kali datang ke Maluku ialah Portugis (1512) yang kemudian bersekutu dengan kerajaan ternate. Kemudian bangsa Spanyol dating pada 1521 dan bersekutu dengan kerajaan tidore. Saat itu tidak sampai terjadi perang. Untuk menyelesaikan persaingan Portugis dan Spanyol, pada tahun 1529 diadakan perjanjian saragosa. Isinya Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kekuasaanya di Filipina dan bangsa Portugis tetap tinggal Maluku.
Portugis menderikan benteng Sao Paulo untuk melindungi Ternate dari serangan Tidore. Portugis kemudian memonopoli perdagangan dan terlalu ikut campur urusan dalam negri Ternate. Salah seorang sultan Ternate yang menentang ialah Sultan Hairun (1550-1570). Walau diadakan perundingan dengan hasil damai pada 27 Februari 1570, esok harinya ketika Sultan Hairun datang ke benteng Sao Pulo, ia justru dibunuh.

KERAJAAN MAKASSAR

KERAJAAN MAKASSAR


 
Pada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil, seperti Goa, Tallo, Sopeng, dan Bone. Kerajaan besar ialah Goa dan Tallo. Keduanya lebih dikenal sebagai kerajaan Makassar. Puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin (1654-1670)
Pertempuran besar meletus pada 1666 di masa Sultan Hasanuddin. VOC di bawah pimpinan Speelman berkoalisi dengan Kapten Jonker dari Ambon dan Aru Palaka, Raja Bone. Hasanuddin kalah dan terpaksa menandatangani  Perjanjian Bongaya  pada 18 November 1667. Isinya sangat merugikan rakyat Makassar, yakni :
a.      Wilayah Makassar terbatas pada Goa, wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka
b.      Kapal Makassar dilarang berlayar tanpa seizin VOC
c.       Makassar tertutup untuk semua bangsa kecuali VOC dengan hak monopolinya
d.      Semua benteng harus dihancurkan, kecuali benteng ujung pandang yang kemudian namanya diganti menjadi benteng Rotterdam.
e.      Makassar harus mengganti kerugian perang sebesar 250 ribu ringgit.
Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional. Banyak pedagang asing seperti Portugis, Inggris, dan Denmark berdagang di Makassar. Karena itu, disusunlah hokum niaga dan perniagaan yang disebut Ade Allopioping Bicarance Pabbalu’e dan sebuah naskah lontar karya Amanna Gappa.

KERAJAAN MATARAM

KERAJAAN MATARAM


 
Kerajaan mataram didirikan oleh Sutowijoyo yang bergelar Penembahan Senopati  (1586-1601). Ibukotanya Kota Gede. Penggantinya Raden Mas Jolang. Ia gugur di daerah Krapyak, sehingga disebut penembahan seda krapyak. Raja terbesarnya ialah Raden Mas Rangsang yang bergelar sultan agung hanyokrokusumo (1613-1645).
Sultan agung bercita-cita mempersatukan seluruh Jawa dan mengusir kompeni (VOC) dari Batavia. Setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Cirebon berhasil dikuasai, ia berencana menyerang Batavia. Serangan dilancarkan pada agustus 1628 dan September 1629, tetapi gagal. Kegagalan ini karena :
A.      Kurangnya perbekalan makanan,
B.      Kalah persenjataan,
C.      Jarak Mataram – Jakarta sangat jauh,
D.     Tentara Mataram terjangkit wabah penyakit.
Sepeninggal Sultan Agung, Matarm mengalami kemunduran dan terpecah. Berdasarkan perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 Matarm dipecah menjadi dua, yakni :
A.   Mataram Barat, yakni kesultanan Yogyakarta, diberikan kepada Mangkubumi dengan gelar Hamengku Buwono I
B.    Mataram Timur, yakni Kesunanan Surakarta diberikan kepada Paku Buwono III
Selanjutnya berdasarkan Perjanjian Salatiga tanggal 17 Maret 1757, Surakarta dibagi menjadi dua, yakni :
1.    Surakarta Utara diberikan kepada Raden Mas Said dengan gelar Mangkunegara I, kerajaanya dinamakan Mangkunegaran.
2.    Surakarta Selatan diberikan kepada Paku Buwono III kerajaanya dinamakan Kasunanan Surakarta

KERAJAAN BANTEN

  KERAJAAN BANTEN


 
Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.
Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.

KERAJAAN DEMAK

KERAJAAN DEMAK


 
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa ("Pasisir"). Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya. Walau tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1568, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir. Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi didirikan oleh Walisongo.
Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung Bintara (dibaca "Bintoro" dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa Tengah. Sebutan kerajaan pada periode ketika beribukota di sana dikenal sebagai Demak Bintara. Pada masa raja ke-4 ibukota dipindahkan ke Prawata (dibaca "Prawoto") dan untuk periode ini kerajaan disebut Demak Prawata

KERAJAAN ACEH

KERAJAAN ACEH
 


Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh) dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.

KERAJAAN SAMUDRA PASAI

  KERAJAAN SAMUDRA PASAI

 
Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Belum begitu banyak bukti arkeologis tentang kerajaan ini untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah. Namun beberapa sejarahwan memulai menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-raja Pasai, dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan emas dan perak dengan tertera nama rajanya.
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun 1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn Batuthah (1304–1368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345. Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.

KERAJAAN MAJAPAHIT

KERAJAAN MAJAPAHIT


 
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut upeti. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada Jayakatwang. Jawaban dari surat diatas disambut dengan senang hati. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

KERAJAAN SINGASARI

KERAJAAN SINGASARI


Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa Singhasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.
Versi Pararaton adalah:
  1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
  2. Anusapati (1247 - 1249)
  3. Tohjaya (1249 - 1250)
  4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
  5. Kertanagara (1272 - 1292)
Versi Nagarakretagama adalah:
  1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
  2. Anusapati (1227 - 1248)
  3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
  4. Kertanagara (1254 - 1292)
Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai. Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda